4/22/2010

Renung...renungkan

Siapakah kita? yang berani menentukan kriteria2 atau ciri seorang Ahlullah atau kekasih Allah... Dia (Allah swt) berhak menyukai siapa saja, sesuka-Nya. Mengatur para kekasihNya berpenampilan seperti kehendakNya. Kenapa kita berani mengatur, apalagi dengan standard yang kita buat sendiri, bahwa seorang kekasih Allah pastilah berseri-seri, ramah, selalu tersenyum? Berjubah, atau berjanggut? Lebam dahinya ,pasti hidupnya berjaya secara duniawi apalagi ukhrawi? Alangkah sombongnya kita.
Kita sendirilah yang menciptakan penghalang, filter yang kita reka2 sehingga menutup kita dari jalan kebenaran. Kita yang menciptakan ‘waham kesolehan’ sendiri. Waham, ilusi, yang justru dapat menjauhkan kita dari pintuNya. Kita telah tertipu oleh ’standard jaminan mutu kesolehan’ yang dibangunkan oleh zaman kemodenan ini.
Allah pun, dari 99 namanya, terbagi kepada dua jenis Yang ‘Jamal’ ..............atau Yang Indah , sedap kedengaranya seperti Maha Penyayang, Maha pengampun, Maha sabar, dan sebagainya. Tapi Dia juga memiliki nama-nama Yang ‘Jalal’.........atau yang keras, menyeramkan dalam sudut pandang kita, seperti Maha Pedih Siksanya, Yang Maha Membalas, Yang Maha Keras, Yang Maha Mengalahkan, Yang Maha Menghinakan, Yang Maha Memaksa, dan sebagainya.
Setiap makhluk membawa potensi kombinasi dari 99 nama-namaNya, termasuk pula para kekasih-Nya. Mengapa kita melabelkan pada diri kita sendiri bahwa ‘Kekasih Allah pastilah ramah, enak, baik, wangi, bersih, bla-bla-bla?’ kerana ada yang demikian, ada pula yang tidak. Semuanya mengikut kehendak Nya......apa mauNya ia....
Perhatikan Ayat dibawah:-
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh-sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.”
Seharusnya ini cukup untuk kita renungka.....tambahan jika kita menghayati kisah2 hidup para KekasiNya yang terdahulu...seperti Kisah Nabi Syuib yang awalnya seorang yang miskin merempat hidupnya di sebuah gurun padang pasir, kisah Nabi Ayub yang hidup berpenyakit , berbau dan hidup di pasar atau mungkin juga kisah seorang pemuda yang keras sifatnya dengan memimpin pasukannya ke negara tetangga dengan menyerang , menyiksa, atau mengampuni serta memaafkan sesiapa sesuka hatinya. Akankah kita mengikutinya....kerana dialah Iskandar Dzulkarnain yang di sebut dalam AlQuran “..Hai Dzulqarnayn, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.”.
Dan jika kita hayati kisah Rasullulah juga sedemikian....seorang pemuda yang diam, baik, suka menyendiri di bukit2 dan gua...tiba2 mengahwini janda kaya yang cantik dan akhir mengakui membawa agama baru yang menyalahi nenek moyang mereka...adakah kita mahu mempercayainya....................
Renung...renungkan

1 comment: